Kebudayaan Indonesia
Rumah Adat adalah bangunan yang memiliki ciri khas khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu.Rumah adat merupakan salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah komunitas suku/masyarakat. Keberadaan rumah adat di Indonesia sangat beragam dan mempunyai arti yang penting dalam perspektif sejarah, warisan, dan kemajuan masyarakat dalam sebuah peradaban.
Rumah-rumah adat di indonesia memiliki bentuk dan arsitektur masing-masing daerah sesuai dengan budaya adat lokal. Rumah adat pada umumnya dihiasi ukiran-ukiran indah, pada jaman dulu, rumah adat yang tampak paling indah biasa dimiliki para keluarga kerajaan atau ketua adat setempat menggunakan kayu-kayu pilihan dan pengerjaannya dilakukan secara tradisional melibatkan tenaga ahli dibidangnya, Banyak rumah-rumah adat yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja dipertahankan dan dilestarikan sebagai simbol budaya Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa rumah adat di Indonesia:
1. Provinsi Kalimantan Barat – Rumah Adat Istana Kesultanan Kadriah Pontianak
Istana Kesultanan Kadriah dari Pontianak, provinsi Kalimantan Barat ini pada awalnya dibangun pada tahun 1771 dan selalu senantiasa dibangun sambil direnovasi hingga resmi selesai pada tahun 1778. Istana ini terletak tidak jauh dari Masjid Jami, masjid yang cukup menjadi icon di Pontianak mungkin jaraknya tidak lebih dari 300 meter. Lokasinya dekat jalan Tritura, yang merupakan pertemuan dari 3 sungai. Nama daerahnya kampung Beting, Kelurahan Dalam Bugis, Pontianak Timur. Dari titik nol kota Pontianak jaraknya sekitar 7 kilometer berjalan menuju arah timur dan harus menyeberang sungai yang bisa dicapai lewat jembatan atau pun menggunakan perahu. Istana kesultanan Kadriah ini memang bukan lokasi wisata yang sangat ramai hingga padat dikunjungi wisatawan. Namun bukan berarti sepi, istana keraton ini meskipun pengunjungnya tidak pernah ramai tetapi pengunjung selalu berdatangan dan tidak pernah sepi.
2. Kalimantan Utara – Rumah Adat Baloy
Rumah adat Kalimantan Utara adalah Rumah Baloy Mayo, yaitu rumah adat atau umumnya disebut balai adat dari suku tidung, yaitu suku asli yang menempati wilayah Kalimantan utara. Rumah adat Baloy Mayo ini terdapat di kota Tarakan dan berada di kawasan wisata balai adat suku tidung. Di dalam kawasan ini terdapat replika beberapa bangunan yang mewakili rumah adat suku tidung dengan ukuran bangunan yang sedikit lebih kecil dari bangunan originalnya.
3. Provinsi Sulawesi Barat – Rumah Adat Tongkonan

Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja. Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan menggunakan atap seng). Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat Toraja). Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (banga) saat ini sebagian sudah dicor. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari (disebut pa’bare’ allo), yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara.
4. Provinsi Sulawesi Tengah – Rumah Adat Tambi
Tambi merupakan rumah adat tradisional yang ada di wilayah Lore. Arsitektur bangunannya memiliki keunikan tersendiri dimana dinding rumah juga sekaligus berfungsi sebagai atap. Tambi mempunyai kelainan dan keunikan tersendiri, karena kerangka bagian atas rumah (tiang bumbungan dan kaso-kaso), hanya menumpang di atas balok bundar yang tersusun sebagai belandar sekaligus berfungsi sebagai pondasi dan tiang.Pada prinsipnya, Rumah Adat Tambi adalah rumah tempat tinggal raja, para bangsawan maupun rakyat biasa. Yang membedakan rumah adat para bangsawan dengan rumah adat yang dihuni oleh masyarakat biasa terletak pada bentuk bumbungan rumah. Bumbungan atap rumah adat (Tambi) yang ditinggali oleh para bangsawan dipasangkan tanduk kerbau, sedangkan rumah adat milik rakyat biasa tidak menggunakan tanduk kerbau di bagian atas atapnya.
5. Provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta – Rumah Adat Bangsal Kencono dan Joglo.
Bangsal Kencono adalah rumah yang berbentuk padepokan. Rumah ini memiliki halaman yang luasnya 14000m2. Di halaman tersebut banyak terdapat sangkar burung dan tanaman yang menghiasi. Saat ana memasuki bangsal Kencono, anda akan menemukan dua buat patung yang terkenal dengan sebutan bupolo.
Patung tersebut menggenggam sebuah pemukul atau biasa disebut gada.
Menurut Sumber Sejarah, Bangsal Kencono dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1756M. Dibangunnya padepokan ini dulu ditujukan untuk acara keagamaan atau kesultanan. Tempat ini juga digunakan dalam “Jumenengan” yaitu acara naik tahta seorang sultan.
Sumber:
https://ilmuseni.com/seni-budaya/macam-macam-kebudayaan-di-indonesia
https://www.jatikom.com/2015/11/gambar-rumah-adat-indonesia-34-provinsi.html