Pakaian Adat Corak Kesatrian Ageng

Busana kesatrian ageng digunakan di lingkungan keraton untuk acara perjamuan seperti saat acara malam selikuran. Pengantin pria menggunakan kuluk kanigara (kopiah kebesaran yang tinggi dan kaku) hitam berbentuk bulat dengan pucuk mengecil. Busana tersebut dibuat menggunakan bahan beludru hitam, bergaris kuning tua dengan pelisir (pita) dari benang berwarna keemasan, sisir gunungan, mentul sebuah, dan rambut ukel (terlepas)
Kuluk kanigaran dahulu merupakan busana keprabonan untuk para tumenggung dan adipati pada upacara resmi. Kuluk yang digunakan para tumenggung dan adipati pada upacara resmi biasa disebut kuluk tedak loji, sebab dulu jenis penutup kepala seperti ini dipakai oleh para bupati ke kantor gubernur Belanda di loji (gedung besar) gubernuran. Di wilayah pesisir, kuluk ini disebut kuluk jangan menir. kanigaran berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti bunga metahari. Demikian juga untuk pakaian adat pengantin perempuan juga sama dengan corak kesatrian.
Sumber : https://www.senibudayaku.com/2017/10/pakaian-adat-yogyakarta-lengkap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar